Hukum Tatacara Ibadah Haji dan Umroh. Dalam melaksanakan ibadah Haji, kita bisa memilih mau melaksanakan ibadah haji Tamattu’, haji Qiran atau haji Ifrad. Masing-masing mempunyai tatacara yang berbeda. Berikut Hukum Tatacara Ibadah Haji dan Umroh Dalam Kitab Shohih Bukhori.
=======================================================================
=======================================================================
DAFTAR ISI :
Larangan Selama Melaksanakan Ibadah Haji
Firman Allah “(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi , barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats , berbuat fasik dan berbantah bantahan di dalam masa mengerjakan haji…”
No. Hadist: 1458
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو بَكْرٍ الْحَنَفِيُّ حَدَّثَنَا أَفْلَحُ بْنُ حُمَيْدٍ سَمِعْتُ الْقَاسِمَ بْنَ مُحَمَّدٍ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَشْهُرِ الْحَجِّ وَلَيَالِي الْحَجِّ وَحُرُمِ الْحَجِّ فَنَزَلْنَا بِسَرِفَ قَالَتْ فَخَرَجَ إِلَى أَصْحَابِهِ فَقَالَ مَنْ لَمْ يَكُنْ مِنْكُمْ مَعَهُ هَدْيٌ فَأَحَبَّ أَنْ يَجْعَلَهَا عُمْرَةً فَلْيَفْعَلْ وَمَنْ كَانَ مَعَهُ الْهَدْيُ فَلَا قَالَتْ فَالْآخِذُ بِهَا وَالتَّارِكُ لَهَا مِنْ أَصْحَابِهِ قَالَتْ فَأَمَّا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرِجَالٌ مِنْ أَصْحَابِهِ فَكَانُوا أَهْلَ قُوَّةٍ وَكَانَ مَعَهُمْ الْهَدْيُ فَلَمْ يَقْدِرُوا عَلَى الْعُمْرَةِ قَالَتْ فَدَخَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا أَبْكِي فَقَالَ مَا يُبْكِيكِ يَا هَنْتَاهُ قُلْتُ سَمِعْتُ قَوْلَكَ لِأَصْحَابِكَ فَمُنِعْتُ الْعُمْرَةَ قَالَ وَمَا شَأْنُكِ قُلْتُ لَا أُصَلِّي قَالَ فَلَا يَضِيرُكِ إِنَّمَا أَنْتِ امْرَأَةٌ مِنْ بَنَاتِ آدَمَ كَتَبَ اللَّهُ عَلَيْكِ مَا كَتَبَ عَلَيْهِنَّ فَكُونِي فِي حَجَّتِكِ فَعَسَى اللَّهُ أَنْ يَرْزُقَكِيهَا قَالَتْ فَخَرَجْنَا فِي حَجَّتِهِ حَتَّى قَدِمْنَا مِنًى فَطَهَرْتُ ثُمَّ خَرَجْتُ مِنْ مِنًى فَأَفَضْتُ بِالْبَيْتِ قَالَتْ ثُمَّ خَرَجَتْ مَعَهُ فِي النَّفْرِ الْآخِرِ حَتَّى نَزَلَ الْمُحَصَّبَ وَنَزَلْنَا مَعَهُ فَدَعَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ أَبِي بَكْرٍ فَقَالَ اخْرُجْ بِأُخْتِكَ مِنْ الْحَرَمِ فَلْتُهِلَّ بِعُمْرَةٍ ثُمَّ افْرُغَا ثُمَّ ائْتِيَا هَا هُنَا فَإِنِّي أَنْظُرُكُمَا حَتَّى تَأْتِيَانِي قَالَتْ فَخَرَجْنَا حَتَّى إِذَا فَرَغْتُ وَفَرَغْتُ مِنْ الطَّوَافِ ثُمَّ جِئْتُهُ بِسَحَرَ فَقَالَ هَلْ فَرَغْتُمْ فَقُلْتُ نَعَمْ فَآذَنَ بِالرَّحِيلِ فِي أَصْحَابِهِ فَارْتَحَلَ النَّاسُ فَمَرَّ مُتَوَجِّهًا إِلَى الْمَدِينَةِ ضَيْرِ مِنْ ضَارَ يَضِيرُ ضَيْرًا وَيُقَالُ ضَارَ يَضُورُ ضَوْرًا وَضَرَّ يَضُرُّ ضَرًّا
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar berkata, telah menceritakan kepada saya Abu Bakar Al Hanafiy telah menceritakan kepada kami Aflah bin Humaid; aku mendengar Al Qasim bin Muhammad dari ‘Aisyah radliallahu ‘anha berkata: “Kami keluar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada bulan haji dan malam-malam bulan hajji serta hari-hari haram haji hingga kami singgah di daerah Saraf. ‘Aisyah radliallahu ‘anha berkata: “Maka Beliau keluar menemui para sahabatnya lalu berkata: “Barangsiapa diantara kalian yang tidak membawa hewan qurban dan ia lebih suka bila menjadikan ihramnya sebagai ‘umrah, maka lakukanlah dan barangsiapa yang membawa hewan qurban tidak apa”. ‘Aisyah radliallahu ‘anha berkata: “Maka diantara para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ada yang mengambilnya (apa yang diserukan oleh Beliau) dan ada juga yang meninggalkannya”. ‘Aisyah radliallahu ‘anha berkata: “Adapun Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan beberapa orang dari para sahabatnya adalah termasuk orang-orang yang kuat dan mereka membawa hewan qurban maka mereka tidak mengambil ihram mereka sebagai ‘umrah”. ‘Aisyah radliallahu ‘anha berkata: “Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menemuiku sedangkan aku ketika itu sedang menangis, maka Beliau bertanya: “Wahai gerangan, apa yang membuatmu menangis,?” Aku menjawab: “Aku telah mendengar apa yang anda katakan kepada para sahabat anda sehingga aku terhalang melakukan ‘umrah”. Beliau bertanya: “Memang apa yang sedang kamu alami?”. Aku menjawab: “Aku tidak shalat”. Beliau berkata: “Tidak apa, karena kamu hanyalah seorang wanita dari putri-putri Adam yang Allah telah menetapkan untuk mereka ketentuan (maksudnya haidh), maka laksanakanlah hajjimu semoga Allah subhanahu wata’ala memberikan pahala dengannya”. ‘Aisyah radliallahu ‘anha berkata: “Maka kemudian kami keluar dalam pelaksanaan hajji Beliau hingga kami tiba di Mina yang ketika itu aku telah kembali suci. Kemudian aku keluar dari Mina lalu menuntaskan manasik di Baitulloh”. ‘Aisyah radliallahu ‘anha berkata: “Kemudian aku keluar bersama Beliau pada nafar akhir hingga Beliau sampai di tempat melempar Jumrah dan kamipun ikut berhenti bersama Beliau. Kemudian Beliau memanggil ‘Abdurrahman bin Abu Bakar seraya berkata: “Keluarlah kamu bersama saudaramu ini dari tanah haram dan lakukanlah ihram untuk ‘umrah lalu selesaikanlah manasik lalu datanglah kalian berdua kesini karena aku akan menunggu kalian hingga kalian datang”. ‘Aisyah radliallahu ‘anha berkata; “Maka kami berdua keluar hingga saat aku sudah selesai (dari ‘umrahku) dan menyelesaikan thowafku aku datang menemui Beliau pada waktu sahar (sepertiga akhir malam) lalu Beliau bertanya: “Apakah kalian sudah selesai?”. Aku menjawab: “Ya sudah”. Maka Beliau mengumumkan keberangkatan kepada para sahabatnya. Maka orang-orang berangkat dan berjalan menuju Madinah”. Sabda Nabi Shallallahu’alaihiwasallam “dhair”:. Kata kerja bisa berasal dari “dhaoro-yadhiiru” yang kesemuanya memiliki arti: “membahayakan” atau “merugikan”.
Tatacara Ibadah Haji Tamattu’, Qiran Dan Ifrad
No. Hadist: 1459
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ الْأَسْوَدِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا خَرَجْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا نُرَى إِلَّا أَنَّهُ الْحَجُّ فَلَمَّا قَدِمْنَا تَطَوَّفْنَا بِالْبَيْتِ فَأَمَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لَمْ يَكُنْ سَاقَ الْهَدْيَ أَنْ يَحِلَّ فَحَلَّ مَنْ لَمْ يَكُنْ سَاقَ الْهَدْيَ وَنِسَاؤُهُ لَمْ يَسُقْنَ فَأَحْلَلْنَ قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا فَحِضْتُ فَلَمْ أَطُفْ بِالْبَيْتِ فَلَمَّا كَانَتْ لَيْلَةُ الْحَصْبَةِ قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ يَرْجِعُ النَّاسُ بِعُمْرَةٍ وَحَجَّةٍ وَأَرْجِعُ أَنَا بِحَجَّةٍ قَالَ وَمَا طُفْتِ لَيَالِيَ قَدِمْنَا مَكَّةَ قُلْتُ لَا قَالَ فَاذْهَبِي مَعَ أَخِيكِ إِلَى التَّنْعِيمِ فَأَهِلِّي بِعُمْرَةٍ ثُمَّ مَوْعِدُكِ كَذَا وَكَذَا قَالَتْ صَفِيَّةُ مَا أُرَانِي إِلَّا حَابِسَتَهُمْ قَالَ عَقْرَى حَلْقَى أَوَ مَا طُفْتِ يَوْمَ النَّحْرِ قَالَتْ قُلْتُ بَلَى قَالَ لَا بَأْسَ انْفِرِي قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا فَلَقِيَنِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مُصْعِدٌ مِنْ مَكَّةَ وَأَنَا مُنْهَبِطَةٌ عَلَيْهَا أَوْ أَنَا مُصْعِدَةٌ وَهُوَ مُنْهَبِطٌ مِنْهَا
Telah menceritakan kepada kami ‘Utsman berkata, telah menceritakan kepada kami Jarir dari Manshur dari Ibrahim dari Al Aswad dari ‘Aisyah radliallahu ‘anha; “Kami berangkat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan setahu kami, tidaklah beliau berangkat melainkan untuk melaksanakan hajji. Ketika kami telah sampai (di Makkah), kami melaksanakan thowaf di Baitulloh, maka kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan siapa yang tidak membawa hewan qurban agar bertahallul. Maka orang yang tidak membawa hewan qurban bertahallul begitu juga isteri-isteri Beliau yang tidak membawa hewan qurban mereka bertahallul”. ‘Aisyah radliallahu ‘anha berkata: “Kemudian aku mengalami haidh sedangkan aku belum melaksanakan thowaf di Baitulloh. Ketika pada malam saat para hujjaj keluar dari (Makkah setelah hari-hari Tasyriq), ‘Aisyah radliallahu ‘anha berkata: “Wahai Rasulullah, orang-orang kembali dengan ‘umrah dan hajji sedangkan aku hanya kembali dengan hajji”. Beliau berkata: “Apakah kamu melaksanakan thowaf pada malam-malam bulan hajji ketika kita sampai di Makkah?”. Aku jawab: “Tidak”. Beliau berkata: “Pergilah kamu bersama saudaramu ke Tan’im dan mulailah dari sana berihram untuk ‘umrah kemudian tempat kamu begini begini”. Shafiyyah berkata: “Aku tidak melihat kecuali dia (‘Aisyah radliallahu ‘anha) telah menjadikan orang-orang tertahan (perjalanan pulangnya) “. Beliau Shallallahu’alaihiwasallam berkata: “Celaka” atau “Apakah kamu tidak thowaf pada hari Nahar”. ‘Aisyah radliallahu ‘anha menjawab: “Benar” Beliau berkata: “Tidak apa, nafarlah (keluar dari Mina setelah menuntaskan manasik hajji) “. ‘Aisyah radliallahu ‘anha berkata: “Kemudian aku menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam saat Beliau tiba dari Makkah sedangkan aku sudah lebih dulu singgah atau aku baru tiba sedang Beliau sudah singgah dari Makkah
.
No. Hadist: 1460
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ أَبِي الْأَسْوَدِ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ نَوْفَلٍ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ حَجَّةِ الْوَدَاعِ فَمِنَّا مَنْ أَهَلَّ بِعُمْرَةٍ وَمِنَّا مَنْ أَهَلَّ بِحَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ وَمِنَّا مَنْ أَهَلَّ بِالْحَجِّ وَأَهَلَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْحَجِّ فَأَمَّا مَنْ أَهَلَّ بِالْحَجِّ أَوْ جَمَعَ الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لَمْ يَحِلُّوا حَتَّى كَانَ يَوْمُ النَّحْرِ
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik dari Abu Al Aswad Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Naufal dari ‘Urwah bin Az Zubair dari ‘Aisyah radliallahu ‘anha berkata: “Kami berangkat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pada tahun hajji wada’ (perpisahan). Diantara kami ada yang berihram untuk ‘umrah, ada yang berihram untuk hajji dan ‘umrah dan ada pula yang berihram untuk hajji. Sedangkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berihram untuk hajji. Adapun orang yang berihram untuk hajji atau menggabungkan hajji dan ‘umrah maka mereka tidak bertahallul sampai hari nahar (tanggal 10 Dzul Hijjah) “.
No. Hadist: 1461
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ الْحَكَمِ عَنْ عَلِيِّ بْنِ حُسَيْنٍ عَنْ مَرْوَانَ بْنِ الْحَكَمِ قَالَ شَهِدْتُ عُثْمَانَ وَعَلِيًّا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا وَعُثْمَانُ يَنْهَى عَنْ الْمُتْعَةِ وَأَنْ يُجْمَعَ بَيْنَهُمَا فَلَمَّا رَأَى عَلِيٌّ أَهَلَّ بِهِمَا لَبَّيْكَ بِعُمْرَةٍ وَحَجَّةٍ قَالَ مَا كُنْتُ لِأَدَعَ سُنَّةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِقَوْلِ أَحَدٍ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami Ghundar telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Al Hakam dari ‘Ali bin Husain dari Marwan bin Al Hakam berkata: “Aku menyaksikan ‘Utsman dan ‘Ali radliallahu ‘anhuma melarang mengerjakan hajji dengan cara tamattu’ dan agar pelaksanaan keduanya digabungkan. Ketika aku melihat ‘Ali berihram untuk keduanya (dengan niat atau talbiyyah); “labbaika bi’umrah wa hajjah (Ya Allah aku penuhi panggilanMu dan aku berniat untuk ‘umrah dan hajji), dia berkata: “Aku tidak akan meninggalkan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hanya karena perkataan seseorang”.
No. Hadist: 1462
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ حَدَّثَنَا ابْنُ طَاوُسٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ كَانُوا يَرَوْنَ أَنَّ الْعُمْرَةَ فِي أَشْهُرِ الْحَجِّ مِنْ أَفْجَرِ الْفُجُورِ فِي الْأَرْضِ وَيَجْعَلُونَ الْمُحَرَّمَ صَفَرًا وَيَقُولُونَ إِذَا بَرَا الدَّبَرْ وَعَفَا الْأَثَرْ وَانْسَلَخَ صَفَرْ حَلَّتْ الْعُمْرَةُ لِمَنْ اعْتَمَرْ قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابُهُ صَبِيحَةَ رَابِعَةٍ مُهِلِّينَ بِالْحَجِّ فَأَمَرَهُمْ أَنْ يَجْعَلُوهَا عُمْرَةً فَتَعَاظَمَ ذَلِكَ عِنْدَهُمْ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْحِلِّ قَالَ حِلٌّ كُلُّهُ
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada kami Wuhaib telah menceritakan kepada kami Ibnu Thowus dari bapaknya dari Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma berkata: “Orang-orang (Kaum Jahiliyah) menganggap melaksanakan ‘umrah pada bulan-bulan hajji adalah kejahatan yang paling besar di muka bumi dan mereka menjadiikan bulan haram adalah bulan Shafar dan mereka berkata: “Jika luka sudah sembuh (pada unta setelah melahirkan) dan sisa-sisa pelaksanaan hajji sudah hilang dan bulan Shafar sudah berlalu maka baru dibolehkan ‘umrah bagi mereka yang mau ber’umrah”. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya tiba di Makkah pada hari keempat bulan Dzul Hijjah, mereka bertalbiyyah untuk haji. Kemudian Beliau memerintahkan mereka agar menjadikannya sebagai niat ‘umrah. Hal ini menjadi perkara yang besar bagi mereka sehingga mereka bertanya: “Wahai Rasulullah, apa saja yang halal (dibolehkan)?”. Beliau menjawab: “Semuanya halal (boleh) “.
No. Hadist: 1463
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ قَيْسِ بْنِ مُسْلِمٍ عَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَدِمْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَرَهُ بِالْحِلِّ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsannaa telah menceritakan kepada kami Ghundar telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Qais bin Muslim dari Thoriq bin Syihab dari Abu Musa radliallahu ‘anhu berkata: “Aku mendatangi Nabi Shallallahu’alaihiwasallam “. Lalu Beliau memerintahnya untuk bertahallul”.
No. Hadist: 1464
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ ح و حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ حَفْصَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا شَأْنُ النَّاسِ حَلُّوا بِعُمْرَةٍ وَلَمْ تَحْلِلْ أَنْتَ مِنْ عُمْرَتِكَ قَالَ إِنِّي لَبَّدْتُ رَأْسِي وَقَلَّدْتُ هَدْيِي فَلَا أَحِلُّ حَتَّى أَنْحَرَ
Telah menceritakan kepada kami Isma’il berkata, telah menceritakan kepada saya Malik. Dan diriwaatkan pula. Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik dari Nafi’ dari Ibnu ‘Umar radliallahu ‘anhuma dari Hafshah radliallahu ‘anha isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa dia berkata: “Wahai Rasulullah, bagaimana orang-orang telah bertahallul untuk ‘umrah mereka sedang anda malah tidak bertahallul dari ‘umrah anda?”. Beliau menjawab: “Sungguh aku sudah mengikat rambutku dan telah menandai hewan qurbanku dan aku tidak akan bertahallul kecuali setelah menyembelih hewan qurban (pada hari nahar) “.
No. Hadist: 1465
حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ أَخْبَرَنَا أَبُو جَمْرَةَ نَصْرُ بْنُ عِمْرَانَ الضُّبَعِيُّ قَالَ تَمَتَّعْتُ فَنَهَانِي نَاسٌ فَسَأَلْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا فَأَمَرَنِي فَرَأَيْتُ فِي الْمَنَامِ كَأَنَّ رَجُلًا يَقُولُ لِي حَجٌّ مَبْرُورٌ وَعُمْرَةٌ مُتَقَبَّلَةٌ فَأَخْبَرْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ فَقَالَ سُنَّةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لِي أَقِمْ عِنْدِي فَأَجْعَلَ لَكَ سَهْمًا مِنْ مَالِي قَالَ شُعْبَةُ فَقُلْتُ لِمَ فَقَالَ لِلرُّؤْيَا الَّتِي رَأَيْتُ
Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami Syu’bah telah mengabarkan kepada kami Abu Jamrah Nashr bin ‘Imran Adh Dhuba’iy berkata: “Aku mengerjakan haji dengan tamattu’ namun orang-orang melarangku maka aku tanyakan hal itu kepada Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma. Maka dia memerintahkan aku (melanjutkan tamattu’). Kemudian aku bermimpi yang dalam mimpiku aku melihat ada seseorang berkata kepadaku; “hajji yang mabrur dan ‘umrah yang diterima”. Lalu hal ini aku kabarkan kepada Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhu. Maka dia berkata: “Sebagai suatu sunnah Nabi Shallallahu’alaihiwasallam “. Lalu dia berkata, kepadaku: “Berdirilah di hadapanku, karena aku akan memberimu bagian dari hartaku”. Syu’bah berkata: Maka aku tanyakan: “Mengapa?”. Dia (Abu Hamzah) berkata: “Karena mimpi yang aku alami itu”.
No. Hadist: 1466
حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا أَبُو شِهَابٍ قَالَ قَدِمْتُ مُتَمَتِّعًا مَكَّةَ بِعُمْرَةٍ فَدَخَلْنَا قَبْلَ التَّرْوِيَةِ بِثَلَاثَةِ أَيَّامٍ فَقَالَ لِي أُنَاسٌ مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ تَصِيرُ الْآنَ حَجَّتُكَ مَكِّيَّةً فَدَخَلْتُ عَلَى عَطَاءٍ أَسْتَفْتِيهِ فَقَالَ حَدَّثَنِي جَابِرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّهُ حَجَّ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ سَاقَ الْبُدْنَ مَعَهُ وَقَدْ أَهَلُّوا بِالْحَجِّ مُفْرَدًا فَقَالَ لَهُمْ أَحِلُّوا مِنْ إِحْرَامِكُمْ بِطَوَافِ الْبَيْتِ وَبَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ وَقَصِّرُوا ثُمَّ أَقِيمُوا حَلَالًا حَتَّى إِذَا كَانَ يَوْمُ التَّرْوِيَةِ فَأَهِلُّوا بِالْحَجِّ وَاجْعَلُوا الَّتِي قَدِمْتُمْ بِهَا مُتْعَةً فَقَالُوا كَيْفَ نَجْعَلُهَا مُتْعَةً وَقَدْ سَمَّيْنَا الْحَجَّ فَقَالَ افْعَلُوا مَا أَمَرْتُكُمْ فَلَوْلَا أَنِّي سُقْتُ الْهَدْيَ لَفَعَلْتُ مِثْلَ الَّذِي أَمَرْتُكُمْ وَلَكِنْ لَا يَحِلُّ مِنِّي حَرَامٌ حَتَّى يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّهُ فَفَعَلُوا قَالَ أَبُو عَبْد اللَّهِ أَبُو شِهَابٍ لَيْسَ لَهُ مُسْنَدٌ إِلَّا هَذَا
Telah menceritakan kepada kami Abu Nu’aim telah menceritakan kepada kami Abu Sihab berkata: “Aku menuju Makkah dengan berihram untuk ‘umrah sebagai pelaksanaan hajji dengan tamattu’. Maka kami tiba tiga hari sebelum hari Tarwiyah. Maka orang-orang berkata, kepadaku: “Dari penduduk (rumah-rumah di) Makkah maka hajjimu sekarang sebagai orang Makkah”. Kemudian aku menemui ‘Atho’ untuk meminta fatwa darinya. Maka dia berkata; Telah menceritakan kepada saya Jabir bin ‘Abdullah radliallahu ‘anhu bahwa dia pernah melaksanakan hajji bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika Beliau menggiring hewan qurbannya ketika orang-orang sudah berihram untuk haji secara ifrad, maka Beliau berkata, kepada mereka: “Halalkanlah ihram kalian ketika sudah thowaf di Baitulloh dan sa’iy antara bukit Ash-Shafa dan Al Marwah dan memotong rambut dan tinggalah (di Makkah) dalam keadaan halal hingga apabila tiba hari Tarwiyah berihramlah untuk hajji dan jadikan apa yang sudah kalian lakukan dari manasik ini sebagai pelaksanaan hajji dengan tamattu’. Mereka bertanya: “Bagaimana kami menjadikannya sebagai tamattu’ sedang kami sudah meniatkannya sebagai ihram hajji?”. Maka Beliau berkata: “Laksanakanlah apa yang aku perintahkan kepada kalian. Seandainya aku tidak membawa hewan qurban tentu aku akan melaksanakan seperti yang aku perintahkan kepada kalian. Akan tetapi tidak halal bagiku apa-apa yang diharamkan selama ihram ini hingga hewan qurban sudah sampai pada tempat sembelihannya (pada hari nahar) “. Maka orang-orang melaksanakannya”. Berkata, Abu ‘Abdullah Al Buklhoriy: “Abu Syihab tidak memiliki sanad selain jalan ini”.
No. Hadist: 1467
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْأَعْوَرُ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ قَالَ اخْتَلَفَ عَلِيٌّ وَعُثْمَانُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا وَهُمَا بِعُسْفَانَ فِي الْمُتْعَةِ فَقَالَ عَلِيٌّ مَا تُرِيدُ إِلَّا أَنْ تَنْهَى عَنْ أَمْرٍ فَعَلَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا رَأَى ذَلِكَ عَلِيٌّ أَهَلَّ بِهِمَا جَمِيعًا
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Muhammad Al A’war dari Syu’bah dari ‘Amru bin Murrah dari Sa’id bin Al Musayab berkata: ‘Ali dan ‘Utsman radliallahu ‘anhuma berbeda pendapat tentang pelaksanaan hajji dengan tamattu’ ketika keduanya berada di ‘Usfan. ‘Ali berkata: “Apa yang kamu inginkan sehingga kamu melarang sesuatu yang telah dikerjakan oleh Nabi Shallallahu’alaihiwasallam?”. Ketika ‘Ali menyampaikan pendapatnya itu, maka dia memulai ihram dengan menggabungkan keduanya (hajji dan ‘umrah).
Orang Yang Membaca Talbiyah Haji Dengan Menyebutnya
No. Hadist: 1468
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ قَالَ سَمِعْتُ مُجَاهِدًا يَقُولُ حَدَّثَنَا جَابِرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَدِمْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ نَقُولُ لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ بِالْحَجِّ فَأَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَعَلْنَاهَا عُمْرَةً
Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Ayyub berkata; Aku mendengar Mujahid berkata; telah menceritakan kepada kami Jabir bin ‘Abdullah radliallahu ‘anhua berkata: “Kami berangkat menuju Makkah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan kami mengucapkan talbiyah (niat dalam ihram): “Labbaikallahumma labbaika bilhajj” (Ya Allah kami memenuhi panggilanMu untuk berihram hajji). Maka kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami, maka kami menjadikannya sebagai ihram untuk ‘umrah”.
Ibadah Haji Tamattu’ Di Masa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam
No. Hadist: 1469
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ عَنْ قَتَادَةَ قَالَ حَدَّثَنِي مُطَرِّفٌ عَنْ عِمْرَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ تَمَتَّعْنَا عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَزَلَ الْقُرْآنُ قَالَ رَجُلٌ بِرَأْيِهِ مَا شَاءَ
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada kami Hammam dari Qatadah berkata,, telah menceritakan kepada saya Muthrrif dari ‘Imran radliallahu ‘anhu berkata: “Kami melaksanakan hajji dengan cara tamattu’ pada masa hidup Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam, Maka turunlah ayat Al Qur’an Al Baqarah ayat 195). Dia (‘Imran) bersabda: “Seseorang berpendapat sesuai kehendak Allah”.
Mandi Saat Masuk Kota Makkah
No. Hadist: 1470
حَدَّثَنِي يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا ابْنُ عُلَيَّةَ أَخْبَرَنَا أَيُّوبُ عَنْ نَافِعٍ قَالَ كَانَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا إِذَا دَخَلَ أَدْنَى الْحَرَمِ أَمْسَكَ عَنْ التَّلْبِيَةِ ثُمَّ يَبِيتُ بِذِي طِوًى ثُمَّ يُصَلِّي بِهِ الصُّبْحَ وَيَغْتَسِلُ وَيُحَدِّثُ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَفْعَلُ ذَلِكَ
Telah menceritakan kepada sayai Ya’qub bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami Ibnu ‘Ulayyah telah mengabarkan kepada kami Ayyub dari Nafi’ berkata,, bahwa ‘Abdullah bin ‘Umar radliallahu ‘anhu bila sudah mendekati tanah haram dia berhenti dari membaca talbiyah lalu bermalam di Dzu Thuwa lalu shalat Shubuh disana lalu mandi kemudian menceritakan bahwa Nabiyullah Shallallahu’alaihiwasallam melakukannya seperti itu.
Masuk Makkah Di Waktu Siang Atau Malam
No. Hadist: 1471
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي نَافِعٌ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ بَاتَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِذِي طُوًى حَتَّى أَصْبَحَ ثُمَّ دَخَلَ مَكَّةَ وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَفْعَلُهُ
Telah menceritakan kepada sayai Musaddad telah menceritakan kepada kami Yahya dari ‘Ubaidullah berkata, telah menceritakan kepada saya Nafi’ dari Ibnu ‘Umar radliallahu ‘anhuma berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bermalam di Dzu Thuwa sampai pagi lalu memasuki kota Makkah”. Dan Ibnu ‘Umar radliallahu ‘anhuma juga melakukannya seperti itu.
Dari Mana Arah Jamaah Haji Masuk Makkah?
No. Hadist: 1472
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْمُنْذِرِ قَالَ حَدَّثَنِي مَعْنٌ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْخُلُ مِنْ الثَّنِيَّةِ الْعُلْيَا وَيَخْرُجُ مِنْ الثَّنِيَّةِ السُّفْلَى
Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Al Mundzir berkata, telah menceritakan kepada saya Ma’n berkata, telah menceritakan kepada saya Malik dari Nafi’ dari Ibnu ‘Umar radliallahu ‘anhuma berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memasuki (kota Makkah) melewati dataran tinggi dan keluar melewati dataran rendah.
Dari Mana Arah Jamaah Haji Keluar Dari Makkah?
No. Hadist: 1473
حَدَّثَنَا مُسَدَّدُ بْنُ مُسَرْهَدٍ الْبَصْرِيُّ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ مَكَّةَ مِنْ كَدَاءٍ مِنْ الثَّنِيَّةِ الْعُلْيَا الَّتِي بِالْبَطْحَاءِ وَخَرَجَ مِنْ الثَّنِيَّةِ السُّفْلَى قَالَ أَبُو عَبْد اللَّهِ كَانَ يُقَالُ هُوَ مُسَدَّدٌ كَاسْمِهِ قَالَ أَبُو عَبْد اللَّهِ سَمِعْتُ يَحْيَى بْنَ مَعِينٍ يَقُولُ سَمِعْتُ يَحْيَى بْنَ سَعِيدٍ يَقُولُ لَوْ أَنَّ مُسَدَّدًا أَتَيْتُهُ فِي بَيْتِهِ فَحَدَّثْتُهُ لَاسْتَحَقَّ ذَلِكَ وَمَا أُبَالِي كُتُبِي كَانَتْ عِنْدِي أَوْ عِنْدَ مُسَدَّدٍ
Telah menceritakan kepada kami Musaddad bin Musarhad Al Bashriy telah menceritakan kepada kami Yaha dari ‘Ubaidullah dari Nafi’ dari Ibnu ‘Umar radliallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memasuki kota Makkah dari daerah Kada’ melewati dataran yang terletak di Bathha’ tinggi dan keluar melewati dataran rendah. Abu ‘Abdullah Al Bukhariy berkata: Dahulu dikatakan ia adalah Musaddad sebagai namanya. Abu ‘Abdullah Al Bukhariy berkata; Aku mendengar Yahya bin Ma ‘in berkata, aku mendengar Yahya bin Sa’id berkata: “Seandainya aku mendatangi Musaddad di rumahnya lalu aku ceritakan tentulah dia membenarkan hal itu. Dan aku tidak peduli apakah catatanku (kitabku) ada padaku atau pada Musaddad”.
No. Hadist: 1474
حَدَّثَنَا الْحُمَيْدِيُّ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا جَاءَ إِلَى مَكَّةَ دَخَلَ مِنْ أَعْلَاهَا وَخَرَجَ مِنْ أَسْفَلِهَا
Telah menceritakan kepada kami Al Humaidiy dan Muhammad bin Al Mutsanna keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan bin ‘Uyainah dari Hisyam bin ‘Urwah dari bapaknya dari ‘Aisyah radliallahu ‘anha bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika datang ke kota Makkah, Beliau memasukinya lewat dataran tingginya dan keluar melewati dataran rendahnya.
No. Hadist: 1475
حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ الْمَرْوَزِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَامَ الْفَتْحِ مِنْ كَدَاءٍ وَخَرَجَ مِنْ كُدًا مِنْ أَعْلَى مَكَّةَ
Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghoylan Al Marwaziy telah menceritakan kepada kami Abu Usamah telah menceritakan kepada kami Hisyam bin ‘Urwah dari bapaknya dari ‘Aisyah radliallahu ‘anha bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memasuki (kota Makkah) pada tahun pembebasan dari Kada’ dan keluar dari Kudan melalui dataran tinggi kota Makkah.
No. Hadist: 1476
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنَا عَمْرٌو عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَامَ الْفَتْحِ مِنْ كَدَاءٍ أَعْلَى مَكَّةَ قَالَ هِشَامٌ وَكَانَ عُرْوَةُ يَدْخُلُ عَلَى كِلْتَيْهِمَا مِنْ كَدَاءٍ وَكُدًا وَأَكْثَرُ مَا يَدْخُلُ مِنْ كَدَاءٍ وَكَانَتْ أَقْرَبَهُمَا إِلَى مَنْزِلِهِ
Telah menceritakan kepada kami Ahmad telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb telah mengabarkan kepada kami ‘Amru dari Hisyam bin ‘Urwah dari bapaknya dari ‘Aisyah radliallahu ‘anha bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memasuki (kota Makkah) pada tahun pembebasan dari Kada’ dataran tinggi kota Makkah. Hisyam berkata; Dan ‘Urwah melewati keduanya dari Kada’ dan Kudan. Namun kebanyakan dari Kada’ karena tempat ini yang lebih dekat dengan rumahnya.
No. Hadist: 1477
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الْوَهَّابِ حَدَّثَنَا حَاتِمٌ عَنْ هِشَامٍ عَنْ عُرْوَةَ دَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ الْفَتْحِ مِنْ كَدَاءٍ مِنْ أَعْلَى مَكَّةَ وَكَانَ عُرْوَةُ أَكْثَرَ مَا يَدْخُلُ مِنْ كَدَاءٍ وَكَانَ أَقْرَبَهُمَا إِلَى مَنْزِلِهِ
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin ‘Abdul Wahhab telah menceritakan kepada kami Hatim dari Hisyam dari ‘Urwah; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memasuki (kota Makkah) pada tahun pembebasan dari Kada’ dataran tinggi kota Makkah. Dan ‘Urwah kebanyakan memasukinya lewat Kada’ karena tempat ini yang lebih dekat dengan rumahnya.
No. Hadist: 1478
حَدَّثَنَا مُوسَى حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ أَبِيهِ دَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ الْفَتْحِ مِنْ كَدَاءٍ وَكَانَ عُرْوَةُ يَدْخُلُ مِنْهُمَا كِلَيْهِمَا وَكَانَ أَكْثَرَ مَا يَدْخُلُ مِنْ كَدَاءٍ أَقْرَبِهِمَا إِلَى مَنْزِلِهِ قَالَ أَبُو عَبْد اللَّهِ كَدَاءٌ وَكُدًا مَوْضِعَانِ
Telah menceritakan kepada kami Musa telah menceritakan kepada kami Wuhaib telah menceritakan kepada kami Hisyam dari bapaknya; bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memasuki (kota Makkah) pada tahun pembebasan dari Kada’. Dan ‘Urwah memasukinya melalui keduanya dan kebanyakan dia memasukinya dari Kada’ karena ini tempat yang paling dekat dengan rumahnya. Abu ‘Abdullah Al Bukhariy berkata: “Kuda’ dan Kadan adalah dua tempat yang berbeda”.
Kompilasi Chm oleh: Abu Ahmad as Sidokare
Generasi-Generasi Masa Lampau Disebut Dalam Al Qur'an. Allah SWTberfirman di dalam Al Qur'an Surat Ay-Taubah…
TIPS MENGELOLA OTAK & EMOSI KITA Agar Rumah Tangga Harmonis, Anak-anak Jadi Sholeh. Fakta-fakta otak…
Tips Berdamai Dengan Masalah: Membuka Sudut Pandang Baru Atas Masalah Agar Hati Menjadi Kokoh dan…
The Law of Attraction Membangun Sudut Pandang Baru Terhadap Masalah - Membuka Pintu Rezeki Langit…
Inilah Dzikir dan Doa Menjelang Tidur Bila Sedang Dirundung Masalah | Pakde Djon - Ikhtiar…
Al Quran Surah: Al-Fātikah Ayat 1-7, bahasa Arab, Latin, Terjemah dan Tafsirnya. Surat Al Fatihah…